KOGNITIF


BAGAIMANA ORANG BERPIKIR

  • Kognisi (berpikir) : aktivitas mental yang berlangsung di otak ketika seseorang memproses informasi (mengaturnya, memahaminya, dan mengomunikasikannya).
  • Ketika berpikir seseorang akan membuat keputusan, membandingkan informasi, dan menggunakan informasi untuk pemecahan masalah.
  • Jenis pikiran ada dua sistem.
  • Sistem 1 : melibatkan pengambilan keputusan cepat dan menggunakan jalan pintas kognisi. Merupakan kemampuan bawaan dan pengalaman pribadi.
  • Sistem 2 : relatif lambat, analitis, dan berdasarkan aturan.

GAMBARAN MENTAL

  • Waktu yang dibutuhkan untuk melihat gambaran mental yang lebih besar dan jarak yang lebih banyak akan lebih lama dibandingkan dengan gambaran yang lebih kecil dan ringkas.

Partisipan diminta untuk melihat peta dan menghafalkannya. Peserta diminta membayangkan tempat tertentu yang ada di pulau. Diketahui bahwa, semakin jauh jarak fisik antara dua lokasi di peta, akan semakin lama waktu yang dibutuhkan peserta untuk memindai gambar selanjutnya.
  • Kita cenderung melibatkan gambaran mental dalam pikiran kita seperti halnya kita berinteraksi dengan objek fisik.
  • Memutar sebuah objek dalam pikiran kita, akan membutuhkan waktu, layaknya memutar objek fisik dengan tangan kita.
  • Proses gambaran mental : area korteks yang berkaitan dengan pengetahuan akan mengirim informasi ke korteks visual (yang akan melihat gambar di "mata pikiran").

KONSEP DAN PROTOTIPE

  • Konsep : ide yang mewakili kategori dari objek, peristiwa, atau aktivitas. Contoh, seseorang dapat berpikir mengenai "meja" tanpa harus memikirkan semua bentuk meja yang ada di dunia.
  • Konsep mengidentifikasi objek atau peristiwa baru. Contoh, kucing memili berbagai jenis ras, ukuran, dan warna. Namun, seseorang tidak akan kesulitan mengenali bahwa hewan itu adalah kucing bagaimanapun jenis rasnya
  • Konsep formal : konsep yang memiliki aturan dan fitur tertentu. Contoh, segitiga yang memiliki tiga sisi haruslah berbentuk dua dimensi dengan ketentuan ukuran sudut.
  • Konsep terbentuk sebagai hasil dari pengalaman.
  • Prototipe yang terbentuk akan berkembang sesuai dengan paparan yang dimiliki seseorang terhadap objek-objek dalam kategori itu. Contoh, seseorang yang tinggal di pantai akan mengatakan tempat yang nyaman untuk tinggal adalah pantai. Namun, orang yang tinggal di pegunungan akan mengatakan tempat yang nyaman untuk tinggal adalah di daerah pegunungan.
  • Budaya merupakan faktor penting pembentuk prototipe.
  • Dalam memengaruhi pikiran prototipe akan membuat seseorang melihat contoh potensial dari sebuah konsep dan membandingkannya dengan prototipe untuk melihat kecocokannya.
  • Konsep membantu seseorang dalam mengatur persepsi mereka tentang dunia di sekitar mereka.
  • Konsep tidak hanya membantu orang berpikir, tetapi juga membantu dalam pemecahan masalah.

STRATEGI PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

  • Pemecahan masalah terjadi ketika sebuah tujuan harus dicapai dengan berpikir dan berperilaku dengan cara tertentu.
  • Pemecahan masalah : mencari alternatif.
TRIAL AND ERROR
  • Trial and error : mencoba satu demi satu solusi hingga menemukan solusi yang berhasil. Contoh, jika lupa sandi telphon, kita dapat mengingat dan mencoba kombinasi sandi hingga bisa.
ALGORITMA
  • Algoritma : prosedur spesifik dalam penyelesaian masalah.
  • Algoritma akan menghasilkan solusi yang benar jika memang ada solusi benar yang ditemukan dan memiliki waktu yang cukup dalam pemecahannya.
  • Algoritma kadang membutuhkan waktu yang sangat lama dalam pemecahannya.
HEURISTIK
  • Heuristik : aturan sederhana untuk diterapkan di banyak situasi. Contoh, jika ingin mencari sesuatu di sebuah artikel akan memakan waktu yang banyak jika membaca satu-satu informasinya, oleh karena itu ada fitur pencarian yang akan memudahkan dan mempersingkat waktu.
Representativeness Heuristic
  • Heuristik keterwakilan untuk mengkategorikan objek dan secara sederhana mengasumsikan bahwa setiap objek memiliki karakteristik dengan kategori tertentu.
  • Bekerja baik dalam pengkategorian tanaman, namun tidak pada manusia.
  • Dapat mengakbiatkan kesalahan karena mengabaikan probabilitas aktual dari suatu kejadian. Maksudnya, apakah semua orang batak bernada bicara kasar dan tinggi?
Heuristik Ketersediaan
  • Heuristik ketersediaan : heuristik yang dapat memberikan hasil yang tidak diinginkan.
  • Berdasarkan pada kemungkinan suatu peristiwa berdasarkan seberapa mudah dalam mengingat informasi yang relevan dari memori. Contoh, ketika membaca sebuah novel, diminta untuk menghitung berapa banyak nama orang disebut didalamnya.
Working Backward
  • Bekerja mundur dari tujuan merupakan heuristik yang sering berhasil. Contoh, penggunaan GPS untuk mencari jalan yang lebih cepat.
  • Kadang lebih baik memecah sebuah tujuan menjadi sub tujuan, agar solusi akhir menjadi lebih dekat. Contoh, dalam pembuatan tugas makalah atau membuat mindmap dari hasil belajar.
INSIGHT
  • Insight (wawasan) : ketika solusi untuk suatu masalah tiba-tiba muncul dalam pikiran.
  • Wawasan terjadi karena pikiran menata ulang masalah.

PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

FUNGSIONAL FIXEDNESS
  • Fungsional : kesulitan dalam memecahkan masalah dalam konteks memikirkan mengenai objek dalam hal kegunaannya. 
HIMPUNAN MENTAL
  • Himpunan mental ketetapan fungsional : kecenderungan seseorang untuk bertahan dalam pola pemecahan yang telah berhasil di masa lalu.
  • Jika telah berhasil sekali, seseorang cenderung akan lupa akan kegunaan lainnya.
BIAS KONFIRMASI
  • Bias konfirmasi : kecenderungan untuk mncari bukti yang sesuai dengan keyakinan dan mengabaikan bukti yang bertentangan. Contoh, orang yang beranggapan jika membawa motor sembari mendengarkan musik aman-aman saja, tidak menyebabkannya kecelakaan.

KREATIVITAS

  • Sebuah masalah kadang membutuhkan cara baru dalam mencari solusi yang inovatif.
  • Kreativitas : memecahkan masalah dengan menggabungkan ide dengan cara baru.
  • Konvergen : metode logis untuk pemecahan masalah yang didasarkan pada jenis pemikiran.
  • Dalam pemikiran kovergen, sebuah masalah hanya dipandang memiliki satu jawaban dengan menggunakan pengetahuan dan logika.
  • Divergen : memulai dari satu titik dan mengasilkan banyak ide.
  • Dalam pemikiran divergen, mengaitkan adanya kreativitas dan juga kecerdasan.
  • Periode berpikir divergen cenderung terjadi ketika seseorang melakukan tugas dan aktivitas yang otomatis. Contohnya, berjalan.
  • Pemikir divergen membuat hubungan dan koneksi di bawah kesadaran waspada, sehingga ide dapat mengalir dengan bebas pada proses mental yang lebih tinggi.
CIRI ORANG KREATIF MENURUT CSIKSZENTMIHALYI (1997) :
  • Orang kreatif memiliki pengetahuan yang luas dan pandai menggunakan citra mental.
  • Orang kreatif tidak takut untuk menjadi berbeda.
  • Orang kreatif menghargai kemandirian.
  • Orang kreatif tidak konvensional dalam pekerjaan mereka.

INTELLIGENCE

TEORI-TEORI KECERDASAN

  • Kecerdasan : kemampuan untuk belajar dari pengalaman, memperoleh pengetahuan, dan menggunakan sumber daya secara efektif dalam beradaptasi dngan situasi baru.
  • Kecerdasan dibutuhkan oleh individu untuk bertahan hidup dalam budaya mereka.
FAKTOR SPEARMAN'S
  • Charles Spearmen (1904) melihat kecerdasan sebagai dua kemampuan yang berbeda.
  • Dua kemampuan menurut Spearman : Kemampuan untuk bernalar (untuk kecerdasan umum), Kemampuan spesifik (untuk kecerdasan di bidang tertentu).
KECERDASAN MAJEMUK GARDNER'S
  • Howard Gardner (1993b, 1999a) : membentuk 9 aspek kecerdasan.
  • Beberapa kritikus mengusulkan bahwa kecerdasan semacam itu tidak lebih dari kemampuan yang berbeda dan belum tentu sama dengan apa yang pada umumnya dimaksudkan sebagai kecerdasan.
TEORI TRIARKI STERNBERG
  • Robert Sternberg (1988a, 1997b) : tiga jenis kecerdasan.
  • Teori triarki kecerdasan : kecerdasan analitis, kreatif, dan praktis.
  • Kecerdasan analitis : kemampuan untuk memecah masalah menjadi beberapa bagian untuk pemecahan masalah. Diukur dengan tes prestasi akademik. Contoh, menjalankan analisis statistika pada data dari eksperimen.
  • Kecerdasan kreatif : kemampuan untuk menghadapi hal baru untuk menghasilkan cara-cara baru dalam pemecahan masalah. Contoh, mampu merancang eksperimen sejak awal.
  • Kecerdasan praktis : kemampuan untuk menggunakan informasi untuk bergaul dalam kehidupan. Merupakan orang yang bijaksana, dan memiliki tingkat peluang keberhasilan. Contoh, mampu mendapat dana untuk eskperimen dari donor.
  • Kecerdasan praktis berpeluang meraih kesuksesan dalam hidup, namun memiliki hubungan yang rendah terhadap kecerdasan akademis.
TEORI CATTEL-HORN-CARROLL (CHC) 
  • Teori kecerdasan oleh Raymond Cattell, John Horn, dan John Carroll.
  • Cattel : murid dari Charles Spearmen dan Horn : murid dari Catter.
  • Raymond Cattell menyatakan bahwa kecerdesan terdiri dari kecerdasan yang mengkristal versus kecerdasan yang cair.
  • Berhubungan dengan kemampuan beradaptasi dalam situasi yang tidak dikenal.
  • John Horn : berdasarkan pada pemrosesan visual, memori, waktu reaksi, keterampilan kuantitatif, dan keterampilan membaca-menulis.
  • Teori Kecerdasan Cattell-HornCarroll : John Carroll mengembangkan model hirarkis kemampuan kognitif yang sangat cocok dengan model kecerdasan Cattell-Horn yang mengkristal dan mengalir.
  • Komponen kerangka kerja CHC : kecerdasan umum terdiri dari 16 kemampuan.
  • Komponen CHC terdiri dari : cairan penalaran, memori jangka pendek, penyimpanan, dan pengambilan jangka panjang, kecepatan pemrosesan, kecepatan reaksi dan keputusan, serta kecematan psikomotorik.
  • Deskripsi Cattell mengenai kecerdasan yang terkristalisasi : pengetahuan pemahaman, spesifik dominan, membaca menulis, dan pengetahuan kuantitatif.
  • Kemampuan terkait sistem motorik dan area primer serta asosiasi masing-masing korteks : pemrosesan visual, pendengaran, kemampuan penciuman, sentuhan, kinestetik, dan psikomotorik.
TEORI-TEORI ILMU SARAF
  • Teori Parieto-Frontal : area otak bagian depan dan parietal memainkan peran paling penting dalam kecerdasan.
  • Area lain yang tak kalah penting : korteks cingulate posterior, korteks insular, dan subkortikal spesifik.
  • Memori : untuk kemampuan kognitif, dikaitkan dengan kecerdasan yang lancar atau kemampuan untu beradaptasi dan menghadapi masalah serta tantangan baru.
  • Memori kerja dalam pemrosesan kognitif sangat penting.

MENGUKUR KECERDASAN

  • Sejarah pengujian intelijen telah berlangsung sejak abad ke-20.
  • Pengukuran kecerdasan dengan beberapa jenis tes merupakan sebuah konsep yang berusi kurang dari satu abad.
  • Dimulai ketika pendidik Prancis menyadari bahwa beberapa siswa membutuhkan lebih banyak bantuan dalam belajat daripada hal lainnya.
TEST KEMAMPUAN MENTAL BINET
  • Seorang psikolog Prancis bernama Alferd Binner diminta oleh Kementrian Pendidikan Prancis untuk merancang sebuah test kecerdasan formal yang akan membantu mengidentifikasi anak-anak yang tidak dapat belajar secepat yang lainnya sehingga mereka dapat diberikan remedial.
  • Alferd binner dengan Theodore Simon mengasilkan test untuk meneliti kemampuan cepat atau lambat seorang anak belajar dan juga untuk mengelompokkan kemampuan anak berdasarkan kelompok usia.
  • Binet menyimpulkan bahwa element kunci dalam test nya yaitu usia mental anak.
STANFORD-BINET DAN IQ
  • Lewis Terman (1916), seorang peneliti Universitas Stanford, mengadopsi metode Psikolog Jerman William Stren
  • Membandingkan usia mental dan usia kronologis : digunakan dengan test Binet.
  • IQ = usia mental/usia kronologis x 100
  • Contoh, jika seorang anak berusia 10 tahun mengikuti test dan mendapatkan skor usia mental 15 tahun, maka IQ nya 15/10 x 100 = 150
  • Hal ini menguntungkan karena membandingkan tingkat kecerdasan orang dari kelompok usia yang berbeda.
  • Namun, test ini mulai tidak berarti seiring dengan bertambahnya usia kronologis seseorang berumur 16 tahun.
  • SB5 : untuk membuat keputusan mengenai penempatan siswa ke dalam program pendidikan khusu (anak yang memiliki kecacatan maupun anak luar biasa).
  • SB5 menghasilkan : estimasi keseluruhan skor kecerdasan, skor domain verbal dan nonverbal, pemrosesan kuantitatif, pemrosesan visual-spresial, dan memori kerja.
TEST WECHSLER
  • David Wechsler merancang serangkaian test untuk kelompok usia tertentu.
  • Merancang test IQ (Wechsler Adult Inttelligence Scale (WISC)) : khusus orang dewasa, anak-anak prasekolah, dan anak-anak yang berada di kelas awal.
  • Memberikan skor keseluruhan kecerdasan dan skor indeks yang terkait dengan domain kognitif.

KONSTRUKSI TES

  • Tidak semua test baik, beberapa test kadang digunakan untuk kriteria tertentu saja.
  • Sebuah test bahkan bisa memberikan hasil yang berbeda di waktu yang berbeda.
RELIABILITAS DAN VALIDITAS
  • Reliabilitas mengacu pada test yang menghasilkan hasil yang konsisten setaip kali diberikan kepada individu atau kelompok orang yang sama.
  • Test yang tidak valid : ketika sebuah test memberikan hasil yang berbeda jika dilakukan test kembali di lain waktu.
  • Validitas : sejauh mana skor yang diperoleh secara akurat untuk mencerminkan keterampilan atau hasil yang diinginkan dalam situasi kehidupan nyata.
STANDARISASI TEST
  • Standarisasi mengacu pada proses pemberian test kepada kelompok besar orang yang mewakili jenis orang yang menjadi sasaran test.
  • Salah satu aspek standarisasi : pembentukan metode test yang konsisten dan standar administrasi.
NORMA
  • Norma : skor dari kelompok standardisasi, standar yang akan dibandingkan dengan semua orang lain yang mengikuti test.
  • Kebanyakan test kecerdasan menggunakan kurval normal (berada di sekitar mean).
  • IQ diasumsikan terdistribusi secara normal dengan rata-rata IQ pada angka 100 dan deviasi standarnya 15.
  • Test ini akan bekerja baik atau buruk tergantung pada keandalan masing-masing individu.
TEST IQ DAN BIAS BUDAYA
  • Orang-orang dibesarkan dalam budaya yang berbeda dan bahkan situasi ekonomi yang berbeda.
  • Sangat sulit untuk merancang sebuah tes inteligensi yang benar-benar bebas dari bias budaya.
  • Bias budaya : istilah yang mengacu pada kecenderungan test IQ untuk mencerminkan, dalam bidang bahasa, dialek, dan konten.
  • Pada 1971, Adrian Dove merancang test kecerdasan yang menyoroti masalah bias budaya.
  • Dove menciptakan Dove Counterbalance General Inttelligence Test : menunjukkan bahwa ada hambatan bahasa/dialek yang signifikan di antara anak-anak dengan latar belakang berbeda.
  • Untuk menengahi tes intelegensi dari bias budaya, maka diciptakan test yang serasa adil dan tidak merugikan kalangan tertentu. Contoh, menggunakan kemampuan nonverbal (memutar benda), daripada soal mengenai pengetahuan verbal.
  • Raven's Progressive Matrices : test penalaran abstrak.

KEGUNAAN TEST IQ
  • Test IQ umumnya valid untuk memprediksi keberhasilan akademik dan prestasi kerja.
  • Keterampilan dalam pengaturan diri atau tingkat motivasi dapat memengaruhi IQ.
  • Test kecerdasan memiliki peran dalam neuropsikologi : psikolog menggunakan test kecerdasan, bentuk kognitif, dan menilai gangguan kognisi serta perilaku yang diakibatkan adanya cedera di otak.
  • Neuropsikolog : bekerja dengan individu yang mengalami cedera otak traumatis.
  • Dampak dari cedera dapat memengaruhi pemikiran, pemecahan masalah, dan kognisi secara umum.
  • Geger otak : gangguan fungsi otak selama beberapa menit hingga beberapa jam setelah mengalami cidera.
  • Ensefalopati traumatik kronis adalah penyakit progresif yang berkaitan dengan cedera otak traumatis.

PERBEDAAN INDIVIDU DALAM KECERDASAN

  • Test IQ : untuk membantu mengidentifikasi orang-orang dengan kecerdasan rata-rata.
DISABILITAS INTELEKTUAL
  • Disabilitas intelektual (keterbelakangan mental) : gangguan perkembangan saraf.
  • Menunjukkan defisit dalam kemampuan mental : IQ sekitar dua standar deviasi di bawah rata-rata pada kurva normal, di bawah 70 pada tes dengan rata-rata 100 dan standar deviasi 15.
  • Perilaku adaptif seseorang memungkinkannya untuk hidup mandiri yang akan sangat jauh di bawah tingkat usianya.
  • Kecacatan intelektual terjadi pada sekitar 1% populasi.
Diagnosis
  • Tes pengenalan IQ menjadi kurang valid ketika seseorang mendekati ujung bawah dari rentang IQ.
  • Diagnosis disabilitas intelektual didasarkan pada defisit dalam fungsi intelektual, yang ditentukan oleh standar kecerdasan dan penilaian klinis : berdampak pada fungsi adaptif di tiga domain.
  • Domain meliputi : konseptual (kesulitan belajar), sosial (interaksi yang belum matang), dan praktis (membutuhkan keterampilan hidup yang lebih kompleks).
  • Kecacatan intelektual bervariasi dari rentang ringan hingga berat.
  • Defisit keterampilan akan diperparah oleh berbagai gangguan fisik/sensorik.
Penyebab
  • Kondisi kehidupan yang tidak sehat akan memengaruhi perkembangan otak.
  • Penyebab biologis dari disabilitas intelektual : sindrom down, sindrom alkohol janin, dan sindrom fragile X.
  • Sindrom alkohol janin : diakibatkan oleh paparan alkohol pada janin yang sedang berkembang.
  • Sindorm X : memiliki cacat gen pada kromosom X pasangan ke-23, menyebabkan kekurangan protein yang dibutuhkan untuk perkembangan otak.
  • Penyebab disabilitas intelektual lainnya : kekurangan oksigen saat lahir, kerusakan pada janin di dalam kandungan akibat penyakit, infeksi, atau penggunaan obat oleh ibu, dan kecelakaan selama masa kanak-kanak.
Kecatatan intelektual memengaruhi kemampuan intelektual dan perilaku adaptif seseorang.

KEBERUNTUNGAN
  • Orang yang berbakat : mereka yang berada di atas kurva normal (IQ 130).
  • Orang yang jenius : mereka yang berada di atas kurva normal (IQ 140).
  • Lewin M. Terman tahun 1921 bertanggung jawab atas Test Stanford-Binet.
  • Test Terman melakukan penelitian kepada 1.528 anak untuk studi longitudinal, diketahui bahwa sebanyak 857 anak laki-laki dan 671 anak perempuan memiliki IQ berkisar 130 hingga 200. 
  • Test Terman menunjukkan bahwa mereka yang berbakat dapat menyesuaikan diri secara sosial dan menjadi seorang pemimpin yang terampil.
  • Anak-anak yang berbakat lebih tahan terhadap penyakit mental daripada anak-anak dengan kecerdasan rata-rata.
  • Hanya anak dengan IQ tertinggi (diatas 180) yang susah dalam penyesuaian sosial.
  • Anak-anak yang dewasa biasanya mengikuti ujian jauh sebelum teman sebayanya, dan sering kali tumbuh menjadi orang dewasa yang kecewa dan tidak bahagia.
Ada banyak hal yang menentukan kesuksesan dalam hidup daripada kecerdasan dan prestasi akademik yang tinggi. Menyukai pekerjaan, memiliki tujuan hidup, energi yang tinggi, dan kegigihan merupakan faktor yang sangat penting.

KECERDASAN EMOSIONAL

Tidak semua orang yang cerdas secara intelektual akan sukses dalam kehidupan. Terkadang orang-orang yang paling sukses adalah mereka yang tidak terlalu berhasil dalam lingkungan akademik biasa.

  • Kesuksesan tergantung pada tingkat kecerdasan emosional tertentu.
  • Kemampuan untuk mengelola emosi akan menfasilitasi pemikiran dalam mencapai sebuah tujuan dan membantu memahami apa yang dirasakan oleh orang lain.
  • Konsep kecerdasan emosional pertama kali diperkenalkan oleh Peter Salovey dan John Mayer (1990) dan dipopulerkan oleh Goleman (1995).
  • Glomen menyarankan, kecerdasan emosional memiliki pengaruh yang lebih kuat pada kesuksesan daripada pandangan tradisonal mengenai kecerdasan.
  • Seseorang dengan kecerdasan emosional akan memiliki kontrol diri terhadap emosi : kemarahan, impulsif, dan kecemasan.
  • Kecerdasan emosional : kecerdasan dengan konsep valid dan terukur.
  • Mereka yang memiliki kecerdasan emosional pada umumnya juga lebih pintar dalam kecerdasan umum.
  • Orang dengan kecerdesan intelektual akan memiliki hubungan sosial yang baik terhadap anak-anak dan orang dewasa, hubungan keluarga yang baik, memiliki prestasi akademis, lebih sukses di tempat kerja, dan memiliki psikologis yang baik.

ISU NATURE/NURTURE MENGENAI KECERDASAN

  • Pengaruh nature : keturunan atau gen.
  • Pengaruh nurture : lingkungan.
STUDI KEMBAR DAN ADOPSI
  • Kembar identik : mereka yang berasal dari satu sel telur yang dibuahi, dan memiliki warisan genetik yang sama.
  • Perbedaan yang terjadi pada kembar identik disebabkan oleh faktor lingkungan.
  • Kembar fraternal : berasal dari dua sel telur yang berbeda, dan masing-masing dibuahi oleh sperma yang berbeda.
  • Semakin besar tingkat keterkatitan genetik, semakin kuat korelasi antara skor IQnya.
  • Dampak faktor genetik mengkat seiring dengan bertambahnya usia, tetapi kumpulan gen atau faktor genetik tetap sama.
  • Ketika anak kembar yang secara genetis serupa dibesarkan di lingkungan yang serupa, IQ mereka juga akan serupa. Tapi, pengaruh lingkungan serupa menjadi kurang penting dari waktu ke waktu.
  • Gen selalu berinteraksi dengan faktor lingkungan, dan lingkungan yang ekstrim dapat memodifikasi sifat-sifat yang diwariskan.
  • Efek Flynn : skor IQ akan terus meningkat dari waktu ke waktu, dari generasi ke generasi.
KURVA LONCENG DAN KESALAHAN INTERPRETASI STATISTIK
  • Konsep ras : untuk mengetahui perbedaan yang dapat diwariskan dalam kinerja pada test IQ
  • Pada 1994, Herrnstein dan Murray menyatakan dalam bukunya dengan judul The Bell Curve : orang-orang dari tingkat ekonomi yang lebih rendah merupakan orang miskin. Dan mereka miskin karena mereka tidak cerdas.
  • Herrnstein dan Murray membuat beberapa kesalahan statistik dan mengabaikan efek lingkungan dan budaya.
  • Herrnstein dan Murray menemukan korelasi antara ras dan IQ bukan ras dan kecerdasan. Mereka berasumsi bahwa kecerdasan dipengaruhi oleh genetika.

BAHASA

TINGKAT ANALISI BAHASA

  • Bahasa : sistem untuk menggabungkan simbol-simbol sehingga pernyataan yang bermakna dapat dibuat untuk tujuan berkomunikasi dengan orang lain.
  • Bahasa mewakili aktivitas mental internal individu.
TATA BAHASA
  • Tata bahasa : sistem aturan yang mengatur struktur dan penggunaan bahasa.
  • Menurut Noam Chomsky : manusia memiliki kemampuan bawaan untuk memahami dan memproduksi bahasa.
  • Manusia dapat belajar bahasa tertentu melalui proses peniruan, penguatan, dan pembentukan.
  • Tata bahasa mencakup fonem, morfologi, sintaksis, dan pragmatik.
FONEM
  • Fonem : unit dasar suara dalam suatu bahasa. Contoh, pembacaan huruf a pada kata car dan day.
  • Contoh fonem : th, sh, dan au.
  • Permasalahan dalam mempelajari bahasa lain pada umumnya adalah ketidakmampuan untuk mendengar dan mengucapkan fonem bahasa lain.
MORFEM
  • Morfem : unit mana terkecil dalam suatu bahasa.
  • Contoh morfem : kata playing, terdiri dari play dan ing.
SINTAKSIS
  • Sintaksis : sistem aturan untuk menggabungkan kata dan frasa untuk membentuk kalimat yang benar secara tata bahasa.
  • Sintaksis itu penting, karena jika terdapat kesalahan akan menyebabkan kalimat menjadi benar-benar salah dipahami.
SEMANTIK
  • Semantik : aturan untuk menentukan arti kata dan kalimat.
PRAGMATIK
  • Pragmatik bahasa berkaitan dengan aspek praktik dalam berkomunikasi dengan orang lain.
  • Pragmatik melibatkan pengetahuan, penggunaan gerak tubuh, dan cara berbicara kepada orang yang berbeda.
  • Paragmatik termasuk mengetahui intonasi : ritme dan penekanan yang digunakan saat berkomunikasi dengan orang lain.

PERKEMBANGAN BAHASA

  • Perkembangan bahasa : tonggak dalam perkembangan kognitif seorang anak, karena memungkinkan anak untuk berpikir dengan kata-kata dan bukan hanya dengan gambar.
  • Child-directed speech : perkembangan bahasa pada masa bayi yang dipengaruhi oleh bahasa yang mereka dengar.
  • Jeda reseptif-produktif : bayi memahami dengan lebih banyak daripada yang dapat mereka sampaikan (mereka mungkin hanya memahami satu atau dua kata, tapi mereka memahami kalimat yang lebih panjang)

HUBUNGAN ANTARA BAHASA DAN PEMIKIRAN

DUA TEORI TENTANG HUBUNGAN ANTARA BAHASA DAN PIKIRKAN
  • Jean Piaget dan Lev Vygotsky : memperdebatkan hubungan antara bahasa dan pikiran.
  • Piaget (1926,1961) : konsep mendahului dan membantu perkembangan bahasa.
  • Monolog menurut Piaget : setiap anak akan berbicara mengenai sesuatu yang sama sekali tidak berhubungan dengan pembicaraan orang lain.
  • Percakapan nonsosial sangat egosentris menurut pandangan Piaget.
  • Vygotsky : bahasa sebenarnya membantu mengembangkan konsep dan bahasa juga dapat membantu anak belajar mengendalikan perilaku.
  • Egosentris menurut vygotsky merupakan cara bagi anak dalam membentuk pikiran dan mengendalikan tindakan.
  • Monolog bagi vygotsky merupakan cara bagi anak dalam merencakan perilaku mereka dan mengatur tindakan sehingga tujuan mereka dapat diperoleh.
HIPOTESIS RELATIVITAS LINGUISTIK
  • Hipotesis bahwa bahasa membentuk dan memengaruhi pikiran.
  • Hipotesis Sapir-Whorf : proses berpikir dan konsep-konsep dalam suatu budaya ditentukan oleh kata-kata dalam budaya tersebut.
  • Hipotesis relativitas linguistik : proses berpikir dan konsep dikendalikan oleh bahasa.
Kata-kata yang digunakan orang menentukan banyak cara mereka berpikir tentang dunia di sekitar mereka.
  • Sebuah masalah dapat dengan mudah diutarakan dengan kata-kata agar solusinya menjadi jelas, dan ingatan disimpan dalam bentuk semantik.

STUDI HEWAN DALAM BAHASA

  • Hewan berkomunikasi dengan banyak cara.
  • Kata-kata merupakan simbol, dan gerak tubuh bisa menjadi simbol. Gerak tubuh yang digunakan hewan bersifat naluriah, dikendalikan oleh susunan gen.
  • Simbol-simbol digunakan secara sengaja dan sukarela.
  • Ada beberapa upaya yang dilakukan untuk mengajarkan hewan menggunakan bahasa isyarat.













Komentar

Postingan populer dari blog ini

SENSASI DAN PERSEPSI

GANGGUAN PSIKOLOGIS

TEORI-TEORI KEPRIBADIAN